Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus)


musangbogor-mli.blogspot.com
Persebaran

Musang Pandan “Paradoxurus hermaphroditus” tersebar di wilayah Bangladesh, Bhutan, Brunei, Myanmar, Kamboja, China, India, Japan, Laos, Malaysia (Semenajung Malaysia, bagian timur Malaysia, Sabah, Sarawak), Nepal, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Indonesia. Di Indonesia jenis ini tersebar hampir diseluruh daerah Indonesia seperti Sumatera,Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara (Lesser Sunda).
Baca Juga : Musang Rase (Viverricula indica)

Habitat
Musang Pandan hidup diberbagai habitat, mereka secara alami hidup di hutan sub tropis dan tropis. Namun dengan maraknya perambahan hutan dan pembangunan mereka sering terlihat di taman, pinggiran kota, perkebunan dan didekat tempat tinggal manusia. Biasanya mereka juga ditemukan hidup dipepohonan, cekungan pohon, celah-celah batu atau dedaunan lebat. 

Musang Pandan adalah jenis hewan arboreal sehingga mereka menghabiskan waktunya di pohon. Mereka lebih memilih pohon yang tinggi dengan dedaunan rimbun sebagai penutup tempat persembunyian mereka.

Baca Juga : Musang tenggalung (Viverra tangalunga)
Ciri-ciri Fisik

Jenis Musang ini umumnya memiliki panjang tubuh berkisar 47-50 cm dan panjang ekor 45-48 cm. Mereka memiliki tubuh memanjang dengan kaki yang pendek, kepala mereka kecil dan sedikit menonjol pada bagian hidung.

Musang Pandan umumnya memiliki warna hitam atau abu-abu dengan rambut gelap seperti pelindung diseluruh bagian tubuhnya. Mereka juga memiliki tiga garis memanjang pada bagian belakang dan bintik-bintik hitam pada setia sisi tubuh mereka.
Baca Juga : Musang Akar (Arctogalidia trivirgata)
Reproduksi

Musang Jenis ini adalah vivipar dengan melahirkan anaknya di cekungan pepohonan, celah-celah rumpun bambu dan diatas pohon yang rimbun dedaunan.

Umumnya jenis musang ini menghuni pepohonan untuk beristirahat dan sebagai tempat kawin dengan jangka waktu 1-15 hari.

Musang Pandan menggunakan kelenjar anal yang menghasilkan aroma untuk menarik pasangan mereka.
Jenis ini menerima kebutuhan seksual sepanjang tahun dengan siklus estrus kurang lebih 82 hari, mereka menggunakan pohon sebagai tempat istirahat, melahirkan, membesarkan anaknya dan sebagai tempat perlindungan dari individu kelompok lainnya.

Anak mereka lahir dengan mata tertutup dan bulu menyelimuti tubuhnya, tubuh kecil dengan berat sekitar 80 gram. Pada umur 7-11 hari mata anak mereka mulai terbuka dan selama kurang lebih dua bulan disusui oleh induknya.
Baca Juga : Musang Binturong (Arctictis Binturong)
Tingkah Laku

Musang Pandan adalah hewan nokturnal, arboreal dan sebagian besar soliter. Predasi ataupun ketersediaan makanan merupakan faktor utama dari keberadaan dan aktivitas jenis musang ini.

Mereka hanya aktif dimalam hari dan beristirahat di pohon pada siang hari, lebih aktif dimalam yang gelap daripada diterangi oleh terang bulan. Jenis ini cenderung lebih aktif menjelang senja untuk mencari makan dan aktivitas berakhir pada penghujung fajar.

Pada siang hari mereka beristirahat meringkuk dicekungan atau lubang pohon, celah-celah batu, dan diantara tumbuhan merambat. Ketika persediaan makanan stabil pada wilayah mereka, musang pandan biasanya beristirahat pada pohon yang sama setiap harinya.

Jenis ini adalah pemanjat yang handal, memanjat dengan menggunakan telapak dibantu dengan cakar mereka dan kaki belakang sebagai penopangnya. Musang jenis ini lebih lambat dalam bergerak karena mereka perlu memahami cabang untuk berpindah dari pohon ke pohon bukan melompat.
Kebiasaan Makanan

Musang Pandan (Asian palm civet) merupakan jenis yang oportunistik dan mudah beradaptasi, makan apapun yang mereka sukai. Namun mereka adalah karnivora yang merupakan pemakan daging seperti tikus, burung kecil, telur, siput, kalajengking, cacing, reptil.

Jenis ini juga memakan buah dan menjadi yang terbaik dalam memilih buah seperti hanya memakan daging buah yang berkualitas baik dari bagian lainnya. Mereka juga menyukai getah dari bunga pohon aren (Arenga pinnata) yang mereka dapatkan dari wilayah habitat mereka.

Selain itu mereka juga ditemukan meminum nektar dari pohon kapas sutra atau kapuk randu (Ceiba petandra).
Status Konservasi

IUCN Red List                 : Least Concern (LC)
CITES                             : Appendix III (India)
PP RI No. 7 Tahun 1999 : Tidak terlampir/tidak terdaftar sebagai satwa dilindungi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar